Assalamualaikum teman-teman akhirnya aku bisa kembali lagi menulis review buku. Kali ini aku akan review buku I Want To Die But I want To Eat Tteokpokki karya penulis korea Baek Se Hee.
Sejak terbitnya aku selalu penasaran dengan buku ini karena judulnya yang eye catching dan seperti memiliki arti. Aku bertanya-tanya dalam hati arti “I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki sebenarnya apa? Kenapa dia ingin mati tapi di satu sisi Ia juga ingin makan tteokpokki? haha aneh bukan? Mungkin memang disitulah sisi marketingnya di tonjolkan membuat orang-orang penasaran dengan buku ini dan ingin segera membacanya karena judulnya yang menarik.
Akhirnya penantianku tidak sia-sia akhirnya aku bisa membaca buku ini dan juga bisa mengetahui lebih dalam mengenai buku ini. Ternyata buku ini berisi kisah-kisah depresi penulis. Ia membeberkan semua percakapannya dengan psikater saat Ia berkonsultasi dengannya. Seperti menceritakan hubungan dirinya di kantor, dengan kekasihnya dan juga masalah keluarganya. Secara tidak langsung kita di ajak untuk mengetahui bagaimana seseorang yang sedang mengalami depresi berkonsultasi dengan psikiater.
Sedikit demi sedikit aku memahami apa yang dirasakan oleh penulis saat mencurahkan isi hatinya kepada psikater tentang hidupnya. Apakah kemudian bisa dibilang aku juga mengalami depresi? entahlah aku terlalu takut untuk mendiagnosis diriku sendiri. Tapi mungkin beberapa orang sedang mengalami depresi relate dengan percakapan ini. Beberapa kalimat dari psikiater membuat kita yang sedang mengalami depresi mengingat bahwa sebenarnya pikiran-pikiran negatif yang ada di dalam diri kita itu tidak benar.
Ada saat di mana kita merasa bahagia dan ada saat di mana kita juga merasa sedih. Hal itu wajar dalam kehidupan bukan? Seperti salah satu kalimat dari buku ini yang sangat aku suka.
” Semua akan menjadi baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Tidak, segala sesuatu memiliki sifat yang terus bergerak dan berubah. Kehidupan pun akan berubah-ubah dari baik menjadi buruk dan kembali lagi menjadi baik, begitu seterusnya seperti ombak. Jika hari ini merasa sedih, besok akan merasa bahagia. Lalu, tidak masalah jika hari ini merasa bahagia kemudian esok hari merasa sedih. Hal yang terpenting adalah aku harus mencintai diriku sendiri.”
Terkadang yang kita butuhkan adalah rasa percaya diri. Percaya kepada diri sendiri bahwa kita mampu melewati semua masalah yang ada. Percaya bahwa hidup memang seperti naik rollercoster kadang di bawah dan kadang di atas. Kita harus tetap menggantungkan hidup kita pada Allah SWT dan percaya bahwa kesedihan tidak akan selamanya. Percayalah suatu saat kesedihan akan berganti dengan kebahagiaan.
Jangan terlalu sedih dengan perkataan orang yang menyakiti hatimu. Percaya dirilah karena ucapan mereka tidak akan ada artinya jika kamu menghiraukannya. Yang tau seluk belukmu adalah dirimu sendiri dan bukan mereka.
“Jika Anda memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan memiliki pendirian yang kuat mengenai selera maupun pemikiran Anda, Anda tidak akan peduli apakah orang lain mengatakan hal buruk atau memandang diri Anda secara negatif.”
Semoga review buku I Want To Die But I want To Eat Tteokpokki ini bisa bermanfaat untuk teman-teman yaa. Buku ini sangat coco untuk kalian yang sedang mencari jati diri ataupun sedang mempertanyakan setiap hal yang terjadi dalam hidup. Semoga buku ini dapat membantu kalian keluar dari keterpurukan dengan mengikuti nasihat psikiater dalam buku ini.
-XOXO